Tahun Ke 3, Program Lotim Berkembang Kembali Akan di Cairkan

Tahun Ke 3, Program Lotim Berkembang Kembali Akan di Cairkan

Ir. Masyhur Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lombok Timur 

Lombok Timur Nusrapost.com -- Salah satu upaya nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah daerah Lombok Timur selama dua tahun terakhir telah menggelontorkan program Lotim "Berantas Rentenir Melalui Kredit Tanpa Bunga"(Berkembang), dengan sasarannya, terfokus pada kelompok-kelompok ternak di daerah tersebut. 

Belakangan, program yang memberikan pinjaman pada kelompok ternak tersebut sempat tertunda lantaran beberapa faktor, seperti adanya serangan wabah virus penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta masih adanya beberapa kelompok yang sampai kini masih belum melunasi sisa tunggakannya. Buntut dari persoalan itu, membuat program tersebut sempat tidak dilakukan pencairan. 

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lombok Timur Ir. Masyhur saat dikonfirmasi menerangkan bahwa, dalam waktu dekat pihaknya akan kembali melakukan pencarian pada program yang diakui berdampak positif terhadap perkembangan perekonomian masyarakat.

"Sesuai hasil koordinasi kami dengan bank penyalur, program KUR Lotim Berkembang ini akan dicairkan kembali,"ungkapnya kepada wartawan Selasa (13/6/2023).

Hanya saja dalam penyaluran kali ini, terang Masyhur, pola pencairannya akan sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yakni dengan tambahan penjamin dan jaminan dari masing-masing kelompok. Hal demikian dilakukannya, mengingat selama dua tahun program berjalan jaminan dan penjamin dari kelompok belum ada dan masih bersifat rekomendasi. 

Tujuan diadakannya penjamin dan jaminan katanya untuk memberikan pembelajaran pada masyarakat peternak agar lebih dewasa dan faham dalam hal pengembalian dan tentunya saat pihak Bank melakukan penagihan, mereka tidak dipersulit.

"Ini keinginan kita sesuai hasil pertemuan minggu kemarin baik dengan pihak BNI, BRI dan BCA. Komitmen kita seperti ini kita lanjutkan,"katanya.

Lotim Berkembang ini lanjutnya, akan terus berjalan, namun untuk tahun ketiga ini program tersebut belum bisa dieksekusi sebab masih fokus pada penagihan sisa utang yang jumlahnya masih sekitar ratusan orang. Yakni penyaluran melalui BRI sendiri masih sekitar 175 orang dan ada juga yang masih berjalan.

Sedangkan penyaluran melalui BNI sisa yang belum melunasi dari 2.400 orang sebanyak 200 orang, dengan total anggaran yang masih sekitar -+ 4 Miliyar. 

Program ini tegasnya tetap akan digelontorkan kembali, cuma persyaratannya yang akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ialah, harus diperjelas yang menjamin dan jaminannya sehingga bila jatuh tempo nantinya lebih bertanggung jawab.

Untuk penyaluran pada periode kedua kemarin, kata Masyhur jumlah sapi hanya sekitar -+ 840 ekor dengan pola ada penjamin dan Jaminan, sehingga ditahun itu, sudah tidak ada masalah.

"Pola Ini yang kita rubah dan alhamdulillah ini lancar. Justru yang banyak bermasalah dalam proses ini adalah yang masuk pada periode pertama, dikarenakan tidak ada penjamin dan jaminan terutama dari UPT di masing-masing kecamatan,"ungkapnya.

Untuk diketahui, dalam pencarian KUR ini sebenarnya diberikan tunggakan perindividu sejumlah 15 juta yang tersalurkan melalui rekening kelompoknya, dengan jumlah sesuai dengan anggota. 

"Misalnya kalau 1 kelompok jumlah anggotanya 20 orang maka akan diberikan secara individu sebanyak 20 ekor dengan nominal perorangan 15 juta,"jelasnya.

Melihat pengalaman yang sudah berjalan, pola yang nantinya akan dijalankan ialah adanya Offtaker di SK-an dari dinas dengan dibentuk pendampingan saat melakukan pembelian. Tujuannya agar pihak bank mengeluarkan pinjaman sesuai dengan harga sapi. Artinya tidak mesti 15 juta bank itu mengeluarkan uang, bisa saja 14.5 juta bisa saja 13 juta sesuai dengan harganya.

"Yang banyak ditemukan dilapangkan, justru Modal pinjamannya 15 juta tapi sapi yang dibelinya hanya harga 13 juta. Membelinya lebih murah dari uang yang masuk diterima ke rekening,"ujarnya.

Lanjut dikatakan Masyhur dari sekelumit persoalan itu, para peternak yang nantinya diberikan pinjaman untuk melakukan pembelian sapi dengan nominal uang yang dipinjam. Sehingga kalau memang pinjaman yang diterima 15 juta maka peternak harus mencari sapi yang harganya 15 juta sebab itulah yang akan di buatkan kwitansinya agar kecurigaan dari pihak perbankan dan penyedia ansuransi tidak ada lagi.

"Inikan beli harga 12 juta yang diansuransikan harga 15 juta maka kalau mati sapinya yang digantikan 15 juta. Kan semua akan dirugikan kalau modelnya seperti itu. Nah itulah fungsi Offtaker itu nanti disana,"ungkapnya.

Lebih lanjut dijelaskan Masyhur, soal ansuransi bagi kelompok ternak pihaknya telah memutus kontrak dengan PT Jasindo dan sedang menyelesaikan MOU dengan perusahaan baru bernama Bumida yang kedepannya akan mengurus asuransi setiap sapi dari kelompok ternak yang mengajukan pinjaman. (np)

Tags

Post a Comment