Menurunnya Omset UMKM Dimasa Pandemi covid-19.

Menurunnya Omset UMKM Dimasa Pandemi covid-19.

Penulis : Rismayanti Mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama NTB

Munculnya wabah non alam Corona Virus Desearse (Covid-19) ternyata berdampak negatif pada para peluku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Hal itu diketahui dari menurunnya omset yang didapatkan masing-masing pelaku Usaha. 

Seperti yang dialami dan dilihat pada awal tahun 2020 sekitar bulan Maret lalu Pemerintah Republik Indonesia menetapkan wabah itu sebagai darurat nasional yang dimana akibat bahaya virus Corona tersebut, telah membuat para pelaku UMKM terpaksa harus berjibaku dengan aturan yang menekan mereka untuk selalu stay at home. 

Buntut dari itu, seluruh masyarakat terutama pelaku usaha diminta agar mematuhi peraturan pemerintah dengan tetap jaga jarak dan berdiam diri dirumah tanpa harus melakukan pekerjaan seperti biasanya. 
Tentu hal tersebut dirasa berat oleh masyarakat terlebih pelaku UMKM.

Virus kiriman dari Wuhan China itu, membuat masyarakat kurang mampu, tidak ada usaha dan tidak bekerja tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hingga kinipun, Situasi sulit tersebut masih saja berlangsung dan masih meresahkan masyarakat akan kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat dan tidak ada penghasilan. Dampaknyapun dirasakan pada pelaku UMKM yang semula usaha yang digelutinya berpenghasilan stabil tapi terpaksa harus turun drastic karena adanya covid-19 ini. 

Awalnya dalam menjalankan usaha mereka banyak melakukan transaksi offline namun pada masa seperti ini mereka harus menggunkan transaksi online yang menyebabkan sebagian pelaku UMKM harus berpindah propesi disebabkan minimnya pendapatan serta sepinya pelanggan yang memesan produk.

Melihat kodisi lapngan para pelaku UMKM tersebut sebagian besar adalah perempuan, ibu-ibu rumah tangga pada umumnya guna membantu suaminya mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Kondisi itu ketahui, saat kami melakukan riset pada ibu-ibu pelaku UMKM yang berada di desa kembang kerang, Aikmel, kabupaten. Lombok Timur, NTB, dalam rangka program pelatihan digital marketing dengan tema “riset pemberdayaan ekonomi perempuan berbasis digital dan nilai toleransi”. 

Tujuan pelatihan ini untuk dapat meningkatkan kesadaran ibu-ibu pelaku usaha UMKM dalam memanfaatkan teknologi untuk memajukan usaha yang di geluti terkhusus dimasa sulit seperti sekarang dan dapat memberikan pemahaman terkait digitalisasi pemasaran terhadap produknya secara online dimasa pandemi covid-19. 

Pelatihan tersebut guna memberikan pemahaman untuk memperluas jaringan bisnis yang digeluti dan meningkatkan omset penjualan produknya, melalui digital marketing (pemasaran online) seperti sosmed (Fb, WA, IG, Bukalapak, bisnisku, dan lain-lain). 

Selama pelatihan berlangsung ibu-ibu sangat fokus untuk mengikuti pelatihan dan menyimak materi yang disampaikan oleh seorang tutor yang dinilai sudah berhasil dalam menjalankan usahanya melalui sosmed. 

Materi yang disuguhkan dalam pelatihan itu adalah tentang bagaimana cara meningkatkan omset penjualan produk yang epektif dan cara memperluas pasar sehingga produknya bisa dikenal oleh banyak orang dan menarik konsumen untuk membeli produk tersebut. 

Ketika acara sedang berlangsung ibu-ibu diberikan satu kesempatan untuk menceritakan perjalanan usaha dari awal dirintis sampai berhasil hingga saat ini (sharing seasion). Dan disana lah ibu-ibu antusias menceritakan pengalaman-pengalaman selama menjalankan usaha dari awal di rintis hingga berhasil sampai sekarang ini. 

Modal awal menjalankan usaha tenun ini yaitu Rp 50-an hingga memiliki omset yang tahun lalu bisa sampai 50 juta perbulan namun sejak masa pandemic seperti ini omset menurun drastis. Para pelaku usaha tidak semuanya memasarkan produk secara mandiri, melainkan memiliki ketua yang akan memasarkan produk tersebut. 

Selama pelatihan ibu-ibu pelaku UMKM banyak mengeluarkan kondisi kesulitan yang di alami dimasa pandemic ini yang berefek pada menurunnya omset penjualan dan menyebabkannya mengalami kesulitan ekonomi. Kondisi demikianpun membuat nya harus menstok barang yang tidak banyak dari sebelumnya, sementara untuk memproduksi produk semakin kurang karena sepinya pelanggan. 

Dan untuk gantinya sebagian dari kelompok UMKM tersebut ada yang harus mengadu nasib ke daerah lain untuk mencari nafkah demi mencukupi kehidupan sehari-hari bersama keluarga kecil mereka. 

Oleh sebab itu pada kondisi sekarang ini dibutuhkan yang namanya kerja lebih keras lagi untuk mencapai tujuannya, seperti kemarin yang sudah disampaikan di forum pelatihan bila barang/produk kita ingin laku keras rajin-rajinlah posting, ubah tampilan produk menjadi lebih menarik lagi, jangan sekedar foto biasa namun harus di kasih bumbu-bumbu editan yang menjadikan foto tersebut terlihat elegant dan menarik pasar. 

Dan ketika cara-cara sudah dilakukan secara sempurna pesanan/orderan akan kembali seperti semula, karena yang dulunya saja omset perbulan itu lebih dari 50 juta, namun sekarang ketika masa pandemic menyerang masyarakat Indonesia semua menurun drastis seperti derasnya air hujan yang tiba-tiba berhenti tanpa diminta, dan seperti seseorang yang sudah datang namun pergi begitu saja tanpa ada kata pamit sedikitpun.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa selama pandemic seperti sekarang ini sangatlah merugikan banyak orang, salah satunya para pelaku UMKM yang selama ini hanya mengandalkan usaha tenun untuk mencukupi hidup namun sekarang harus banting setir mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Tapi tidak hanya di usaha mikro saja melainkan semua bentuk usaha, lebih-lebih seorang petani selama masa pandemi ini harga semua tanamaan yang di tanam menurun drastis, sehingga banyak sekali petani-petani yang gulung tikar karena harga pasar yang melonjak turun dari harga yang diharapkan.

Tags

Post a Comment