Wagub NTB Minta Fasilitas Penunjang Pabrik LB3 Dibenahi

Wagub NTB Minta Fasilitas Penunjang Pabrik LB3 Dibenahi

Wakil Gubernur pada Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, saat rapat  operasionalisasi pengelolaan Limbah B3 dan Pengelolaan 

MATARAM NTB Nusrapost.com -- Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, meminta fasilitas penunjang pabrik dan infrastruktur pendukung kelancaran operasionalisasi Pengelolaan Limbah Bahan Beracun Berbahaya (LB3) Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, segera dibenahi.

"Sehingga pada Oktober nanti, operasional pabrik bekerja maksimal dan kontinyu,"kata Wakil Gubernur pada Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, pasa rapat  operasionalisasi pengelolaan Limbah B3 dan Pengelolaan TPA Kebon  Kongok, Selasa (28/9/2021) di Ruang Rapat Anggrek Kantor Gubernur NTB.

Karena tindak lanjut operasional insinerator LB3 harus didukung ketersedian jalan yang layak. "Paling tidak fasilitas jalan bisa dilakui truck pengangkut limbah B3,"jelas Ummi Rohmi sapaan Wagub.

Begitupun ketersediaan pasokan listrik harus rampung dan lengkap. Termasuk  jaringan telekomunikasi untuk kebutuhan internet.

"Walaupun saat ini sedang benahi, namun saya ingin memastikan bahwa pekerjaan itu on progres,"pinta orang nomor 2 di NTB ini.

Ditambahkanya, sebuah pabrik, harus di dukung ketersediaan fasilitas yang memadai,  sehingga dapat memperoleh inkam. Kemudian hasilnya untuk mendukung operasional dan penambahan fasilitas lain.

"Pastikan juga maintancenya, jangan sampai macet ditengah jalan,"tegas Ummi Rohmi.

Selain itu, Wagub juga menyoroti persoalaan sampah, agar tetap berkoordinasi dengan kabupaten/kota.

Pengelolaan TPA Kebon  Kongok, manajemen dan tatakelola terus dibenahi. Sehingga hasil berupa pelet dapat dimanfaatkan.

"Termasuk perencanaan yang matang kedepan,"tutup wanita yang pernah kuliah di ITS Surabaya ini.

Sementara itu, Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Madani Mukarom, mengatakan selama ini sebagian besar limbah medis NTB diekspor ke Jawa dan menggunakan jasa pemusnah limbah medis disana.

"Saat ini dapat mulai diolah di Buwun Mas,"kata Dani.

Polanya adalah bekerjasama dengan para transporter yang telah memiliki kontrak kerjasama dengan Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas (PKM) se NTB.

Transporter yang telah bekerjasama dengan RS dan PKM yang menyiapkan BBM Solar, untuk operasional. Karena pabrik di Lemer, dari 1 kg bahan baku limbah B3 membutuhkan 1/2 liter, dan menyerahkan biaya retribusinya Rp. 10.000,- dan Rp. 5.000 untuk solar. Jadi tarifnya hanya Rp. 15.000,-

"Sehingga bisa beroperasi,"ucap pria yang biasa disapa Kang Dani ini.

Jauh lebih hemat dibanding kirim ke Jawa. Dari Bima dengan harga Rp. 62.000,- Sedangkan di lemer hanya Rp. 15.000,- sedangkan biaya transportasinya di urus transporter.

"Jauh lebih efisiensi dan hemat,"jelasnya.

Ini langkah awal, setidaknya tahun depan RS dan PKM didorong memiliki angkutan sendiri.  Saat ini, kata Dani, limbah medis produksinya 4 ton perhari se NTB. Namun dimasa pandemi limbah medis ini hingga mencapai 5 ton.

Rakor tersebut turut dihadiri Asisten 2, Staf Ahli Gub.Bid Sosmas, kepala Bappeda, kepala BPKAD, Dinas PUPR, Dinas Perkim, Dinas ESDM dan Dinas Kominfotik Provinsi NTB. (*)

Tags

Post a Comment