Muharram Expo 2025: DP3AKB Lotim Fokus Sosialisasikan Bahaya Pernikahan Usia Anak & Terima Aduan Masyarakat

Muharram Expo 2025: DP3AKB Lotim Fokus Sosialisasikan Bahaya Pernikahan Usia Anak & Terima Aduan Masyarakat



Nusrapost.com -- Dalam Rangkaian kegiatan Muharram Expo 2025 yang digelar di Kabupaten Lombok Timur, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur memanfaatkan momentum tersebut untuk menyuarakan isu penting: “Bahaya pernikahan usia anak dan pentingnya perencanaan keluarga yang berkualitas serta menerima aduan masyarakat.

Sekertaris Dinas DP3AKB Lotim Baiq Husniatul Gaimah saat ditemui Jum’at (27/6/2025) Mengatakan, upaya pencegahan pernikahan usia anak tidak hanya sebatas larangan, tetapi menyangkut satu kesatuan yang lebih besar, yakni perencanaan jumlah anak, ekonomi keluarga, dan pendidikan. “Semua ini bagian dari membangun keluarga yang berkualitas. Karena itu, sejak dini harus di tanamkan nilai-nilai ini, terutama kepada anak-anak dan remaja,” ujarnya.

Selain fokus Sosialiasi, pihaknya juga menerima berbagai pengaduan dari masyarakat, termasuk yang berkaitan dengan kasus pernikahan dini. Pengaduan-pengaduan ini langsung direspons oleh pihaknya, sebagai bagian dari komitmen untuk menghadirkan perlindungan anak secara nyata di masyarakat.

Ia meyebutkan, Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan melibatkan Generasi Berencana (Genre), sebuah program edukasi yang telah menjangkau hingga tingkat desa. “Kami mengajak anak-anak kita untuk punya cita-cita, punya mimpi. Dengan begitu, mereka akan mulai berencana sejak dini. Moto kami: 'Dengan Rencana, Itu Keren!',” jelasnya.

Melalui program Genre, lanjutnya, anak-anak dan remaja dibimbing agar memahami pentingnya menunda pernikahan hingga mereka benar-benar siap, baik dari sisi usia, kematangan mental, maupun kesehatan reproduksi. “Karena jika tidak siap, itu akan memunculkan kemiskinan baru. Jadi ini bukan hanya urusan DP3AKB, ini urusan kita semua,” tambahnya.

Oleh sebab itu lanjut  Husniatul, edukasi harus dimulai dari keluarga dan lingkungan terdekat, dengan pendekatan yang membangun kesadaran. “Kami ingin semua pihak bisa saling mendukung, saling menguatkan. Edukasi tentang dampak negatif pernikahan usia anak harus ditanamkan sejak dini.”tukasnya (*)

 

Tags

Post a Comment