Kewenangan Penggunaan DAU Untuk Sektor Pendidikan Di Lotim Diarahkan Jadi Pokir DPRD
Izzuddin Kadis Dikbud Lombok Timur |
Lombok Timur Nusrapost.com -- Besaran Dana Alokasi Umum
(DAU) Kabupaten Lombok Timur, dalam setiap tahun tentu berbeda dengan tahun
sebelumnya. Yang mana ditahun 2023 ini, DAU miliki Pemerintah Daerah (Pemda)
Lombok Timur Untuk Sektor Pendidikan Diarahkan Jadi Pokok Pikiran (Pokir) Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur Izzuddin
menjelaskan, pengalokasian dana untuk pendidikan yang diprioritaskan DAU
diarahkan menjadi Pokok Pikiran (Pokir) DPRD Lombok Timur, yang dimana
masing-masing DPR diamanatkan 900 juta.
"Prioritas DAU untuk Pendidikan, lebih diberikan kepada
DPRD, dimana masing-masing DPR diamanatkan 900 juta untuk kemudian menuangkan
pokir dalam pendidikan,"jelasnya Selasa, (11/01/2022).
Pada Mulanya lanjut Izzuddin Dikbud, sendiri sudah melakukan
pemetaan terhadap arah penggunaan DAU Pendidikan terutama menuntaskan 32
Sekolah yang masih terdampak bencana, kemudian diarahkan untuk membangun TK
Negeri di 21 Kecamatan, namun ditengah jalan keluar PMK No:212 yang mengatur
ketentuan umum bagian DAU yang ditentukan penggunaannya.
"DPRD kesini, dan saya sampaikan sebelumnya DAU
Pendidikan sudah dipetakan, namun tiba-tiba PMK 212 Keluar sesehingga
kewenangan penggunaannya diberikan kepada DPRD,"ujarnya
Terkait arah penggunaan sambungnya, Dana Alokasi Khusus
(DAK) 2023 yang mengacu kepada usulan yang telah diinput melalui Data Pokok
Pendidikan (Dapodik), dimana dari 1 triliyun yang diajukan hanya 98 Miliyar
yang diberikan, padahal secara administratif Dikbud Lotim sudah merampungkan
prosesnya.
"Besaran DAK Dikbud Lotim tahun 2023 sebanyak 98
Miliyar, padahal usulan 1 triliyun tidak ada alasan untuk tidak terealisasikan,
padahal secara administrasi sudah dilaksanakan,"imbuhnya.
Ia juga mengharapkan agar pokir DAU Pendidikan yang
diamanatkan kepada DPRD agar digunakan ke sekolah terpencil, hal tersebut
menyusul belum meratanya fasilitas maupun SDM pada Sekolah yang ada di pelosok
terlebih untuk pemerataan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Belajar.
"Kita lihat kemana Dewan mengarahkan anggaran tersebut,
kalaupun memang ada celah untuk meningkatkan SPM, bahkan saya lebih setuju
untuk diarahkan ke Sekolah pelosok,"pungkasnya. (Cr-Am)
Post a Comment