Rencana Pengelolaan Joben, Bupati Lotim Dinilai Hanya Berfikir Ekploitasi Tanpa Perhatikan Kondisi Sosial & Infrastruktur

Rencana Pengelolaan Joben, Bupati Lotim Dinilai Hanya Berfikir Ekploitasi Tanpa Perhatikan Kondisi Sosial & Infrastruktur

Lalu Iswan Muliadi, Ketua Forum Masyarakat Sikur Terara dan Montong Gading (Siraga) 

Nusrapost.com -- Rencana Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, untuk melakukan akuisisi pengelolaan terhadap kawasan Wisata Otak Kokok Joben mendapat respons keras dari masyarakat, khususnya yang berada di wilayah utara Kabupaten Lombok Timur Sikur, Terara dan Montong Gading.

Ketua Forum Masyarakat Sikur Terara dan Montong Gading (Siraga) Lalu Iswan Muliadi, menilai langkah akuisisi ini sebagai bentuk eksploitasi sumber daya tanpa dibarengi dengan perhatian yang adil terhadap masyarakat dan infrastruktur setempat. Pihaknya menilai wilayah utara terlalu sering dijadikan "lumbung" kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tanpa mendapatkan timbal balik yang setara dari pemerintah daerah.

“Bupati Lotim jangan hanya berpikir bagaimana mengeksploitasi wilayah utara. Sejak dulu, wilayah ini telah banyak memberikan sumbangsih, baik dari sumber daya alam seperti tembakau dan air, maupun dari sumber daya manusianya. Tapi sayangnya, kami merasa dianaktirikan,” ujar pria yang sering di sapa miq Mul itu. Kamis (14/8).

Menurutnya, jika dibandingkan dengan wilayah lain, tiga kecamatan di utara ini, seakan luput dari perhatian, terutama dalam hal pembangunan infrastruktur seperti jalan raya. Masyarakat di tiga kecamatan ini, merasa pembangunan berjalan timpang dan cenderung mengabaikan kebutuhan dasar warga.

"Jika rencana ini tetap dijalankan tanpa memperhatikan aspek keadilan sosial dan lingkungan, maka kami siap untuk menggerakkan masyarakat dan para aktivis untuk menolak kebijakan ini. Ini bukan ancaman, tapi bentuk peringatan untuk Bupati H. Iron agar lebih bijak dalam membuat keputusan,” tambahnya.

Ia menegaskan bahwa potensi wilayah utara sangat besar dan perannya strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Namun selama ini, yang terjadi justru warga hanya menjadi penonton saat sumber daya mereka dimanfaatkan.

“Kami tidak menolak pembangunan. Tapi jangan hanya mengambil tanpa mau memperbaiki. Sudah saatnya wilayah utara mendapatkan perhatian yang layak, bukan sekadar dieksploitasi,” pungkasnya.

Sebelumnya Bupati Lombok Timur H Haerul Warisin dalam statmennya mengatakan, bahwa pengelolaan destinasi yang sebelumnya berada di bawah Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) ini akan dilakukan secara penuh oleh Pemkab melalui pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) baru.

Saat ini, kata Bupati, pengelolaan destinasi wisata tersebut sedang dalam proses penertiban izin di Kementerian Kehutanan RI. Untuk sementara ini, izin operasionalnya masih numpang di PT. Energi Selaparang. 

"Nanti setelah izin resmi keluar, Pemkab akan membentuk PT khusus yang sepenuhnya dikelola pemerintah daerah tanpa keterlibatan pihak ketiga," kata Bupati kepada wartawan. Rabu, (13/08). 

Bupati menyebutkan bahwa Potensi pendapatan dari Otak Kokoq Joben itu sangat besar. Dari kolam pemandian saja penghasilannya bisa di atas Rp. 250 juta per bulan. 

"Jika dikelola penuh Pemkab, semua pendapatan akan masuk ke kas daerah,” sambungnya.

Selain kolam pemandian, lanjut Bupati, pihaknya berencana mengembangkan sejumlah fasilitas penunjang seperti camping ground, penginapan, dan wahana wisata lainnya untuk meningkatkan daya tarik serta lama kunjungan wisatawan.

Bupati optimistis pembentukan BUMD baru ini akan mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekaligus memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat.(*)

Tags

Post a Comment