Gaya Komunikasi Politik Kepala Desa Darmasari Periode 2018-2024

Gaya Komunikasi Politik Kepala Desa Darmasari Periode 2018-2024

Penulis : Daeng Sani Ferdiansyah Dosen Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) Pancor Lombok Timur


Dalam Mendapatkan Simpati Masyarakat Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dan salah satu dari setiap aktivitas manusia (Limantoro, 2015). Hal ini, komunikasi diperlukan sekali dalam setiap organisasi. Komunikasi merupakan media untuk menghubungkan setiap anggota yang terdapat dalam organisasi untuk dapat saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya (Ruliana, 2014).



Oleh karena itu, seorang pemimpin dalam berkomunikasi harus memiliki gaya tersendiri yang sesuai dengan gaya komunikasi yang dipakai untuk mengatur bawahan dan masyarakat yang berada di bawah kepemimpinannya. Gaya komunikasi sebagai seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu. Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk memperoleh respon atau tanggapan tertentu dalam situasi tertentu (Limantoro, 2015). 



Menurut Tubbs & Moss (Jhoshella, 2018) bahwa terdapat enam gaya komunikasi, yaitu gaya komunikasi mengendalikan (the controlling style), gaya komunikasi dua arah (the equalitarian style), gaya komunikasi berstruktur (the structuring style), gaya komunikasi dinamis (the dynamic style), gaya komunikasi menerima masukkan (the relinguishing style), dan gaya komunikasi penarikan (the withdrawal style). Dari macam-macam gaya komunikasi di atas yang sering dilakukan oleh Kepala Desa Darmasari, yaitu:




1. Komunikasi dua arah (the equalitarian style) 


Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan dan ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication) (Limantoro, 2015). Gaya komunikasi ini dilakukan secara terbuka, artinya setiap anggota organisasi dapat rileks, santai, dan informal. Gaya komunikasi ini memudahkan tindakan komunikasi dalam sebuah organisasi, karena gaya komunikasi ini sangat efektif dalam memelihara empati, simpati, dan kerja sama, khususnya dalam situasi pengambilan keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks.



Gaya komunikasi ini dilakukan secara terbuka. Misalnya, ketika setiap anggota di dalam sebuah forum atau kelompok yang menerapkan komunikasi dua arah ini dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai, dan informal tanpa adanya perasaan takut untuk menyampaikan gagasan ataupun sebuah kritik dengan suasana yang demikian akan memungkinkan setiap orang yang berada dalam ruang lingkup komunikasi tersebut mencapai kesepakatan dan pengertian bersama secara rileks dan santai.



Gaya komunikasi dua arah yang digunakan Kepala Desa Darmasari merupakan gaya komunikasi yang paling tepat dan efektif jika ingin mendapatkan sebuah simpati dari masyarakat. Kegiatan komunikasi kepala desa dalam mendapatkan simpati masyarakat yaitu dengan melakukan pendekatan dengan masyarakat melalui jenis komunikasi dua arah yang di mana beliau membina, membantu warga yang kesusahan, selalu intens berkunjung kemasyarakat ketika ada hajatan, dan jenis-jenis kegiatan sosial lainnya.



Hal ini diperjelas melalui hasil wawancara dengan Muksin (2021) bahwa sebelum menjadi kepala desa informan bekerja dibidang social kemasayarakat sehingga aktif berinteraksi dengan masyarakat. Informan membina masyarakat-masyarakat miskin, selalu intens mengadakan komunikasi dengan tokoh-tokoh terkait ketika ada hajatan dan ketika ada warga yang meninggal dunia. Walaupun tidak diundang Jadi sebelum beliau menjabat menjadi pemimpin masyarakat di Desa Darmasari, proses komunikasi yang beliau lakukan di awali dari beliau berkarir sebagai staf di bagian sosial kemasyarakatan di Kantor Kecamatan Sikur dengan aktif dan selalu membina masyarakat-masyarakat miskin.




Hal ini juga diperjelas dengan ungkapan Kholifaturrosidi (2021) bahwa: “Kinerja awal beliau sebelum menjabat menjadi kepala desa dulu sangat berdampak betul terhadap karir politiknya di Desa Darmasari ini, yang di mana dulu tiga bulan sebelum beliau menjabat menjadi Kepala Desa Darmasari, sebagian besar warga di Desa Darmasari mendapatkan bantuan penerima manfaat sekitar 300 lebih KK, baik itu dalam bentuk bantuan PKH dan BPNT itu semua adalah hasil dari kinerja beliau terhadap masyarakat Desa Darmasari, sehingga apa yang beliau lakukan dahulu memang sangat mengena betul bagi masyarakat, terlebih lagi sekarang ketika beliau sudah menjabat menjadi kepala desa, beliau semakin gencar lagi mencari jaringan ke pusat untuk segala jenis bantuan yang bisa didistribusikan lebih banyak lagi ke Desa Darmasari dan segala bentuk dan hasil yang beliau lakukan sebelum beliau menjabat menjadi kepala desa membuahkan hasil manis, sebagian masyarakat bersimpati kepada beliau dan beliau bisa mengalahkan calon atau kepala desa terdahulu dengan selisih suara yang cukup jauh”.




Berangkat dari itu semua, artinya di sini beliau perlahan tapi pasti mulai dilirik oleh masyarakat secara umum dikarenakan sering mengunjungi masyarakat dan aktif membina masyarakat melalui bantuan-bantuan yang digelontorkan. Selain itu juga, beliau sering mengahadiri acara-acara atau undangan masyarakat seperti acara dukadan acara hajatan, dari itu beliau mulai dikenal dan diketahui masyarakat dikarenakan sosial beliau yang tinggi terhadap masyarakat.




Dari hasil wawancara dan kegiatan observasi yang sudah dilakukan penulis di sini, adapun kesimpulannya adalah beliau seorang pemimpin masyarakat yang berinteraksi dengan masyarakatnya meggunakan cara atau gaya komunikasi dua arah (the equalitarian style), Gaya komunikasi yang digunakan beliau merupakan komunikasi dua arah yang di mana sebelum dan sesudah menjabat menjadi kepala desa, beliau selalu intens membina, menghadiri acara-acara sosial masyarakat, dan bergerak cepat dalam hal untuk kesejahteraan masyarakatnya yang memang sangat diperlukan dan sangat penting bagi masyarakat di Desa Darmasari itu sendiri.




Adanya hal tersebut, masyarakat mulai memandang beliau sebagai orang yang peduli, memahami apa saja kebutuhan dari masyarakat, dan kinerja yang beliau lakukan sebelum dan sesudah menjabat menjadi kepala desa, beliau mendapatkan sebuah feedback rasa simpati dari masyarakatnya akibat perilaku dari gaya komunikasi yang beliau gunakan tersebut.



Dalam hal ini diperjelas oleh ungkapan Habibullah (2021) mengenai perilaku beliau terhadap masyarakatnya di Desa Darmasari bahwa:


“Bisa kita katakan di sini bahwa ini yang paling sering dilakukan Pak kepala desa yang sekarang dan berakibat pada makin simpatinya masyarakat terhadap beliau. Contohnya ketika ada warga yang meninggal dunia, beliau sebagai pemimpin desa selalu terdepan untuk hadir ke rumah duka dan dulu

pernah ketika ada warga yang ingin melahirkan. Namun, terkendala dengan kendaraan, beliau pernah memakai mobil pribadinya untuk mengantarkan warga yang ingin melahirkan tersebut tanpa pikir ini dan itu”.




Oleh sebab itu, Kepala Desa Darmasari merupakan seorang pemimpin atau komunikator yang menggunakan gaya komunikasi dua arah yang di mana gaya komunikasi ini merupakan bentuk atau gaya komunikasi yang paling tepat dan efektif untuk digunakan jika ingin mengambil hati dan simpati dari seseorang atau masyarakat. Selain itu, kegiatan komunikasi yang dilakukan kepala desa dalam mendapatkan simpatidari masyarakatnya dengan cara melakukan beberapa pendekatan-pendekatan komunikasi kemasyarakat melalui jenis komunikasi kelompok, seperti kegiatan-kegiatan yang dihadiri banyak orang. Misalnya, di acara pengajian-pengajian baik yang diadakan di masjid, mushola, dan bentuk-bentuk kegiatan jamiyah-jamiyah lainnya.



2. Gaya komunikasi menerima masukkan (the relinguishing style).



Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat, dan gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengiriman pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengiriman pesan (sender) sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti, dan bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya (Sendjaja, 2003).




Kepala Desa Darmasari dalam melalukan komunikasi dengan cara menghadiri kegiatan-kegiatan sosial agar mudah berinteraksi dan bisa berkomunikasi bersama masyarakat dengan suasana yang rileks dan kondusif sehingga pesan-pesan yang ingin disampaikan bisa mengenai sasaran dan mendapatkan timbal balik dari pesan-pesan yang sudah disampaikan.



Dalam hal lain, Kepala Desa Darmasari tidak hanya terfokus oleh pengiriman pesan saja. Namun, beliau sebagai seorang kepala pemerintahan selalu merasa bahwa kritikan-kritakan dan masukan dari masyarakat itu sanagat perlu untuk kemajuan pemerintahannya dan untuk kemajuan Desa Darmasari kedepannya. Dalam hal ini, beliau mengaku dan selalu menerima apapun bentuk keluhan dari bawahan dan tentunya juga masyarakat Desa Darmasari. Dalam hal ini, Muksin (2021) mengatakan bahwa:


“Dalam mengambil simpati masyarakat, sayatersebut juga tak semata membuat pemimpin menjadi rendah ketika menerima sebuah teguran akan sebuah kesalahan yang dilakukan, melainkan dengan menerima sebuah teguran dan memperbaikinya akan menimbulkan sebuah efek yang positif terhadap masyarakat dengan begitu masyarakat tidak akan pernah berpikir tentang sebuah kepemimpinan diktator.



3. Komunikasi berstruktur (the structuring style)



Gaya komunikasi ini memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas, dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja,aturan, dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut (Limantoro, 2015).



Adapun ciri komunikasi ini adalah objektif, tidak memihak, memantapkan struktur, menegaskan ukuran, dan prosedur atau aturan yang dipakai (Pratiwi, 2017). Dalam upaya menggerakan masyarakat, kepala desa juga telah melakukan segala cara salah satunya adalah dengan selalu intens menghadiri acara-acara, seperti acara keagamaan,adat, dan sosial. Salah satunya, seperti diacara pengajian yang diadakan di masjid,hajatan atau pesta, dan ketika melakukan gotong royong, seperti melakukan pembenahan fasilitas, renovasi tempat pemakaman, dan renovasi saluran irigasi yang ada di Desa Darmasari. Sebagai seorang pemimpin, beliau selalu menyempatkan diri untuk selalu memberikan arahan-arahan kepadamasyarakat yang menghadiri kegiatan tersebut.



Tentunya akan memberikan sebuah perintah dan arahan tidak semudah yang dibayangkan. Namun, di sini dengan beberapa strategi yang sudah dilakukan kepala desa menimbulkan sebuah efek positif yang di mana ketika ada arahan untuk melakukan sebuah kegiatan masyarakat Desa Darmasari selalu beramai-ramai untuk ikut menyelesaikan dan menghadiri kegiatan-kegiatan yang diarahkan dan diperintahan oleh kepala desa. Adapun strategi komunikasi yang dilakukan Kepala Desa Darmasari sebagai berikut:

a. Sebagai pemimpin beliau selalu aktif

untuk ikut dan menghadiri kegiatan-kegiatan masyarakat.

b. Selalu intens memberikan pengarahan-pengarahan disetiap kegiatan yang dihadiri masyarakat banyak.

c. Aktif dan selalu berupaya menghadirkan solusi dari setiap permasalahan yang dilaporkan oleh warga.

d. Selalu memberikan edukasi dan selalu terbuka kepada masyarakat terkait mekanisme program desa. Dalam hal ini diperjelas oleh ungkapan Habibullah (2021) bahwa:


“Saya pribadi sangat mengenal betul pak kepala desa yang sekarang, beliau mempunyai tingkat sosial yang sangat tinggi dan dulu pernah beliau menerima masukan mengenai salah satu permintaan dari masyarakatnya untuk dibuatkan jalan. pak kepala desa yang sekarangpaling tidak bisa menolak permintaan dari masyarakatnya, beliau selalu menerima dengan baik aspirasi dan permintaan dari masyarakatnya walaupun itu terkadang bisa menjadi masalah buat pemerintah desa nantinya menurut saya peribadi. Kadang ada juga masyarakat yang meminta untuk dibuatkan fasilitas ini dan itu, padahal di sini masyarakat belum tau bagaimana mekanisme dan regulasi sehingga bisa dikerjakannya suatu program, tetapi pak kepala desa selalu sabar, selalu memberikan edukasi, dan pemahaman terkaitmekanisme pengerjaan suatu program”.



Strategi komunikasi yang beliau gunakan tersebut merupakan strategi komunikasi yang memadukan antara pengaruh dari sebuah kegiatan sosial dan pengaruh dari bentuk komunikasi yang beliau pakai. Hal ini, cukup jelas dengan hasil dari beberapa hasil wawancara dari para narasumber bahwa Kepala Desa Darmasari ini merupakan orang yang mempunyai jiwa sosial yang sangat tinggi dan selalu menerima segala bentuk masukan dan kritikan dari masyarakat dan terbukti juga dari beberapa hasil observasi penulis yang penulis temukan di lapangan yang di mana beliau memang selalu aktif mengunjungi masyarakat-masyarakat baik itu mengunjungi dalam konteks kegiatan kerja maupun konteks bermasyarakat. 



Karena berangkat dari itu, akibatnya beliau sering berinteraksi dan bisa membangun sebuah hubungan dengan masyarakat dan juga bisa mengetahui apa saja keinginan-keinginan dari masyarakat di Desa Darmasari (bersambung-np) 


Penulis : Daeng Sani Ferdiansyah Dosen Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor Lombok Timur

Tags

Post a Comment