BUMDes "Pesaiq Ate" Dasan Borok Jadi Suplier BPNT.

BUMDes "Pesaiq Ate" Dasan Borok Jadi Suplier BPNT.

Angga Sarimah Kepala Desa Dasan Borok 

LOMBOK TIMUR NTB Nusrapost.com - Setelah adanya himbauan dari Bupati Lombok Timur tentang keberadan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk dijadikan suplier dalam program bantuan pangan non tunai (BPNT) yang berganti nama Bantuan Program Sembako (BPS). Bumdes "Pesaiq Ate" Dasan Borok langsung menyalurkan program tersebut kepada ratusan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Selasa (12/1).

Kepala Desa Dasan Borok, Angga Sarimah mengatakan, pencairan tersebut dilakukannya berdasarkan surat himbauan bupati yang memberikan kewenangan pada BUMDes, sebagai suplayer BPNT.

"Kita hanya menjalankan kebijakan, sebab Perintahnya per satu Januari harus memulai, makanya kami melakukan pencairan," katanya.

Dalam pencairan tersebut, pihaknya ingin, membuktikan, bahwa BUMDes mampu mengemban tugas yang dipercayakan. Terlebih belakangan ia banyak mendengar ucapan yang mengarah kepada pesimis akan penunjukan tersebut.

Di wilayahnya, terdapat 188 orang kelompok penerima manfaat (KPM). Lantaran itu pihaknya berkomitmen untuk menyediakan barang yang berkualitas.

Menurutnya, KPM sering mengeluhkan barang bantuan tersebut. Salah satunya seperti beras, dan kadang juga pada kualitas daginnya.

"Maka kami memotong sapi, agar masyarakat menerima daging segar. Per KPM akan mendapatak setengah kilo gram daging," sebutnya

Dari porsi anggaran, terangnya, selain bersumber dana bantuan Pemkab sebesar Rp 50 juta. Anggaran BUMDes juga bersumber dari penyertaan modal, dan hasil usaha sebelumnya. Ia menyebutkan Rp 800 sampai dengan Rp 100 juta, kemungkinan ada.

Di lain sisi, dengan kebijakan itu pihaknya memberikan peluang kapda UMKM di desa tersebut. Meski Ia tak menapikan jika BUMDes pun berorientasi kepada bisnis, namun keuntungan tersebut bisa dirasakan lansung.

Penyerapan komiditi sesuai kebutuhan KPM cukup dengan sumber daya lokal. Lantaran banyak tersedia kebetuhan yang diinginkan oleh penerima manfaat.

"Mohon maaf ketimbang keuntungan ke orang luar, lebih baik kita manfaatkan UMKM," ucapnya

Pengadaan barang di desa sesuai kebutuhan KPM tak terlalu sulit. Lantaran barang tersebut telah tersedia dimasing-masing UMKM.

Sperti beras misalnya, di tempat itu terdapat pengusaha gabah (padi, red). Bicara daging, lanjutnya, di desa itu terdapat peternak hewan.

"Kebutuhan KPM ini kan bervariasi, nanti kita tanyak kebutuhannya apa dan kita sediakan," tandasnya

Dia menjelaskan, enaknya jika bahan diambil dari sumber daya lokal, dapat diberikan kelonggaran tenggat waktu pembayaran. Umpanya dalam proses pembelian, ujarnya, barang yang diambil tak harus lansung dibayarkan.

Sehingga dampaknya pada perputaran modal. Karena tak harus mengeluarkan bayaran secara lansung.

Semua itu dapat tercapai jika semua pihak memabngun trust ditengah masyarakat. Sebab, tanpa sadar mereka akan berguna bagi sesamanya.

"Ini buat kita nyaman dan saya yakin BUMDes yang lain bisa melakukan hal seperti itu. Tidak perlu melulu mengharapkan bantuan seperti kemarin," bebernya

Ia mengakui, sampai saat ini belum berkomunikasi dengan suplayer. Ia hanya baru melakukan pembicaraan dengan pendamping.

Kendati demikian setelah peneribitan SK oleh Bupati, sebutnya, belum ada tekanan maupun intervensi dari suplayer. Dalam kerjasama dengan agen pun, menurutnya, model kerjasananya sama dengan apa yang dilakukan suplayer sebelumnya.

Pihaknya berharap kebijakan itu berlajut. Pasalnya hal itu disebutnya ada kontribusi ke pendapatan asli desa (PADes) dari BUMDes.

"Semoga desa lainnya bisa melakukan seperti apa yang kami lakukan. Karena Pemkab telah mempercayakan kita," harpanya (np)

Tags

Post a Comment