Puluhan TK Negeri Belum Miliki Tempat Belajar Memadai, Kabid PAUD Lotim Terus Berupaya Agar TK Dapat Bantuan Pembangunan
![]() |
| Rasyid Ridho, S.Pd Kepala bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (PAUD/PNF) |
Nusrapost.com -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud)
Kabupaten Lombok Timur berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas SDM maupun
infrastruktur TK Negeri yang ada di daerah ini.
Kepala bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non
Formal (PAUD/PNF) Rasyid Ridho, S.Pd mengatakan, pada tahun 2022 lalu, dari 46
TK Negeri di Wilayah Lombok Timur, hanya 8 yang memiliki tempat belajar memadai.
"Masalahnya, ada yang punya lahan tapi tidak ada ruang
kelas, ada yang punya ruang kelas tapi tanah bukan hak miliknya dan dulunya sebagian
besar TK ini sebelumnya merupakan TK Swasta yang dirubah statusnya menjadi TK
Negeri,”ungkap Rasyid Ridho, Selasa (15/7/2025).
Ia menyebutkan, selama ini TK tersebut menumpang di
lahan-lahan milik pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah desa
dengan menempati ruang perpustakaan, bahkan sebagian menumpang di SD.
Melihat kondisi itu pemerintah daerah tidak tinggal diam,
usulan kepada kementerian pendidikan dilayangkan. Hasilnya, pada tahun 2023
pemerintah pusat memberikan bantuan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar
Rp. 1 Miliar. Kemudian tahun 2024 meningkat menjadi Rp. 5 miliar, dan pada
tahun 2025 kembali meningkat menjadi Rp. 8 miliar. Dari anggaran tersebut
tersisa 15 TK yang masih belum tersentuh.
"Nah kita berharap di tahun 2026 kita bisa melakukan
perbaikan pada sistem DAPODIK kita, sehingga TK kita terutama yang Negeri ini
semuanya bisa diajukan untuk mendapatkan pembangunan dari pemerintah,"
harapnya.
Sumber pendanaan pembangunan infrastruktur TK tidak hanya
dari dana DAK saja, tetapi sebagian berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU). Hanya
saja nilainya lebih kecil dibanding anggaran dana DAK.
Selain menyelesaikan infrastruktur, setidaknya dalam kurun
waktu tiga tahun terakhir Dikbud Lombok Timur melalui bidang PAUD juga sangat
serius melakukan pembinaan terhadap lembaga-lembaga yang ada agar dapat mengisi
entitas SARPRAS dengan baik dan benar.
Rasyid Ridho memaparkan, selama ini masih ada pengelola
lembaga yang salah dalam menafsirkan jumlah ruang belajar dengan jumlah
rombongan belajar.
"Misalnya, di TK ini ada lima rombel, tetapi ruang
belajarnya hanya satu dimana dia menggunakan Aula tetapi disekat-sekat menjadi
lima, tetapi ditulis lima. Nah ini yang keliru," paparnya.
Terkait raport pendidikan Lombok Timur di bidang TK/PAUD,
dia tak menampik jika masih ada PR besar yang membutuhkan pembenahan, terutama
dalam hal literasi.
Karenanya dia mengharapkan kerjasama semua pihak mulai dari
guru, orang tua wali siswa, dan masyarakat serta media. Kolaborasi empat
komponen ini harus terbangun dengan baik sehingga tujuan pendidikan yang
termuat dalam kurikulum pendidikan dapat diwujudkan.
"Kalo yang empat ini ndak jalan, ya ndak bisa. Sehingga
kolaborasi yang empat ini harus berjalan dengan baik," demikian Rasyid
Ridho.

Post a Comment