DAK Fisik Dikbud NTB 2022 Dengan Sistem Swakelola Bisa Lewati Tahun Anggaran

DAK Fisik Dikbud NTB 2022 Dengan Sistem Swakelola Bisa Lewati Tahun Anggaran

 


Mataram Nusrapost.com -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB pengerjaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik tahun 2022 dengan sistem swakelola tipe 1 bisa melawati tahun anggaran. Hal itu, dipastikan setelah melakukan rapat koordinasi (Rakor) dengan Inspektorat NTB, BPKAD NTB, Biro PJB, Biro AP dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB.  Rakor tersebut, dilaksanakan di Kantor Dikbud NTB, Kamis 29 Desember 2022.

‘’Alhamdulillah, setelah kita melakukan Rakor dengan Inspektorat NTB, BPKAD, Biro PBj, Biro AP dan Kejaksaan Tinggi NTB kita mendaptakan kesimpulan bahwa pengerjaan DAK Fisik tahun 2022 dengan sistem swakelola tipe 1 bisa melawati tahun anggaran,’’ Kata Kadis Dikbud NTB, Dr H. Aidy Furqan, Kamis (29/12).

Dikatakan lebih lanjut, perturan yang membolehkan terkait dengan itu diantaranya, merujuk pada BAB III Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 189/PMK.05/2022 Tentang Pelaksanaan Anggaran Dalam Rangka Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak Terselesaikan Sampai dengan Ahir Tahun 2022 dapat di Lanjutkan pada Tahun 2023. Hal itu, juga ditegaskan pada Pasal 56 pada Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa No. 8 Tahun 2018  yang di sempurnakan lagi pada Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa No. 3 Tahun 2021  Tentang Swakelola.

Menurutnya, dalam rapat tersebut sejumlah bidang melaporkan progress fisik masing masing yang secara rata -rata sudah di atas 85%.  Bidang SMK misalnya mencatat 50% bangunan fisik SMK telah selesai Tahun 2022, dan 50% lagi molor ke Tahun 2023 tapi tinggal 15% pekerjaan saja. Demikian halnya dengan Bidang SMA dan PK memperkirakan maksimal selesai 50 hari kedepan.

Ditempat yang sama Kepala Bidang Pembinaan SMK Dikbud NTB, M. Khairul Ihwan,S.Pd., MT menambahkan ada beberapa faktor yang menyebabkan keterlambtan diantaranya, pelaksanaan fisik dimulai ketika musin hujan yang memang tahun ini intensitas hujan lebih tinggi.

‘’Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menerima laporan total hujan keseluruhan tercatat  sampai 15 hari  kerja,’’ Terangnya.

Selain itu, dalam Swakelola Type 1 adalah sistem partisipasi sehingga pekerja lokal belum berpengalaman pada bangunan komplek dan rumit sehingga mempengaruhi kecepaan dan kehati-hatian. Misalnya pembangunan Bengkel SMK yang menggunakan Konstruksi Baja WF dan Bangunan Bertingkat yang memerlukan waktu. 

Untuk diketahui, bahwa Swakeloa Type 1 sangat tergantung dari ketersedian supley bahan dari Toko sehingga beberapa material yang sesuai spesifikasi waktu itu langka di NTB, misalnya bahan konstruksi atap bengkel SMK yang menggunakan Pipa HItam 3 Inch Tebal 3,2 mm ternyata harus menunggu dari Surabaya sampai 2 minggu tidak bisa kerja. Kemudian Sistem ini baru pertama kali di terapkan di Dikbud NTB sehingga seluruh penyiapan perangkat administrasi, rapat -rapat antar OPD dan pola aliran berkas dan pembayaran dari sekolah sampai menjadi SP2D yang di keluarkan BPKAD menjadi pembahasan yang alot waktu itu agar akuntable dan transparan.

‘’Sistem yang baru ternyata berimbas kepada pola kerja pelaksanaan yang memerlukan kehati- hatian tinggi sehingga semua pihak menjadi belajar, teliti, berusaha memberikan layanan yang terbuka dan akibatnya menjadi lebih lambat,’’ Terangnya.

Oleh karena itu, terlepas dari berbagai kendala yang di hadapi, Dikbud NTB optimis pekerjaan cukup puas dengan output yang sudah selesai. Ruang Kelas Baru yang terbangun sangat bagus dengan kualitas yang jauh lebih baik dengan pola sistem sebelumnya. Hal ini karena semua pihak ikut mengawasi secara berjenjang dan pembayarannya pun dilakukan secara berjenjang. Ruang Kelas baru misalnya dapat terbangun dengan Konstrusi C8.1 yang dulunya C 7.5. Kusen yang dulunya kayu kini sudah pakai aluminium, plafon yang dulunya kalsiboard kini pakai Plafon PVC. Sampai lantaipun sudah ada sekolah yang menggunakan granit. Bengkel praktek SMK pun tampak lebih tinggi dan kokoh dengan konstruksi bajanya agar sirkulasi udara saat praktek lebih baik.

Untuk itu, Dikbud NTB mempersilahkan pemerhati DAK untuk ikut turut mengawasi, datang ke sekolah melihat sendiri bangunan yang terbangun dan membandingkan bangunan yang terbangun dengan pola pembangunan sebelumnya.

‘’Kami mengucapkan trimakasih kepada masyarakat dan pemerhati untuk bersama-sama mengawasi bangunan yang berkualitas ini,’’ (*)

Tags

Post a Comment